Setelah burung hantu pertama saya mati (lihat postingan saya sebelumnya), saya lebih giat lagi mempelajari detail seputar pemeliharaan burung hantu. Dan hasilnya, ada beberapa tips dasar sebagai poin penting yang bisa saya bagikan, yaitu:
1. Jangan memasukkan burung hantu ke dalam sangkar.
Burung
hantu berbeda dengan burung kicauan yang cukup ditempatkan di dalam sangkar.
Walaupun terlihat pendiam dan tidak aktif, burung hantu akan cenderung cemas
dan stres jika dikurung di dalam sangkar seperti burung kicauan. Cara terbaik
adalah dengan menempatkan burung hantu di atas tangkringan atau tenggeran
(perch). Tangkringan bisa kita beli atau dibuat sendiri menggunakan bahan kayu,
paralon, atau besi yang dilapisi tali atau kain. Jika burung hantu sudah
jinak dan merasa nyaman dengan pemiliknya, tidak perlu menggunakan tali
pengikat di tangkringan karena tidak akan kabur. Tetapi jika belum jinak dan dikhawatirkan kabur, perlu disediakan peralatan khusus untuk pengikat kakinya. Karena itu, penting bagi kita
untuk menyiapkan tangkringan dan peralatan yang diperlukan terlebih dahulu sebelum
kita membeli atau mengadopsi burung hantu.
2. Berikan makan dan minum yang tepat dan tidak berlebihan.
Pakan
burung hantu secara umum adalah jangkrik, dan sebaiknya diberikan pakan pada
pagi hari dan malam hari secukupnya (10 jangkrik ukuran besar tiap pagi dan malam
hari). Selain jangkrik, ada berbagai macam makanan tambahan seperti misalnya
anak ikan mas, anak tikus, tikus putih, atau burung emprit. Hindari memberi
pakan burung hantu berupa daging olahan seperti bakso atau sosis karena sudah
mengandung bahan kimia olahan yang berbahaya bagi pencernaan burung hantu. Demikian
pula hindari memberi pakan berupa daging ayam mentah atau ikan lele karena
biasanya sudah tercampur zat pertumbuhan yang malah bisa mengganggu pencernaan
burung hantu. Dengan kata lain, makanan terbaik untuk burung hantu adalah binatang
yang masih hidup, bukan daging olahan. Berikan pula minuman secukupnya. Banyak orang
mengira burung hantu tidak memerlukan minum. Pendapat itu salah besar, karena
burung hantu juga memerlukan air minum yang cukup, bahkan jika sudah terlatih hewan
ini juga senang bermain di kubangan air yang disediakan untuk minum atau membersihkan
diri.
3. Kelola stres yang dialami burung hantu dengan teknik yang tepat.
Kecemasan
yang melanda burung hantu akan menjadikan hewan ini stres sehingga menyebabkan
kematian. Selain tidak meletakkan burung hantu di dalam sangkar, kita harus
memperlakukan burung hantu sebagai partner, bukan sebagai peliharaan semata.
Cara yang bisa dilakukan adalah sering memberi sentuhan lembut (mengusap-usap),
menyapa di saat memberi makan atau melihatnya, dan tidak panik saat dipatuk
atau dicakar (jika pemiliknya panik, burung hantu akan ikut panik hingga bisa
stres). Jika burung hantu kita perlakukan dengan baik sebagai partner, burung
hantu akan menjadi jinak dan merasa aman berada dalam pemeliharaan kita.
4. Jangan menjemur burung hantu di tempat yang terlalu panas atau terlalu
dingin.
Hindari
menjemur burung hantu di siang hari ketika cuaca terik dan panas. Burung hantu
bisa mati jika dikondisikan dalam cuaca seperti itu. Burung hantu adalah hewan
nocturnal, yaitu hewan yang aktif di malam hari ketika cuaca cenderung dingin,
jadi walaupun bisa dikeluarkan pada pagi atau siang hari tetap harus dijaga
dari kondisi panas yang berlebihan. Demikian juga penting menghindari burung
hantu dari kondisi cuaca yang terlalu dingin. Jika kita meletakkan burung hantu
di luar rumah dan dalam kondisi yang sangat dingin, misalnya hujan besar dengan
angin yang kencang, sebaiknya masukkan burung hantu ke dalam rumah atau tempat
yang hangat.